mungkin aku sedikit orang yang ikut terluka, peduli, dan miris tapi tak ayal bertindak kepada mereka yang tidak memiliki hidup beruntung bergelimangan harta, kasih sayang, kebahagiaan serta nikmatnya berpendidikan. dan mungkin juga aku adalah sedikit orang yang mampu mencucurkan air mata ketika beberapa menit yang lalu aku menyaksikan seorang anak laki-laki yang sedang menggendong balita perempuan sembari menyodor-nyodorkan payung untuk disewakan kepada orang-orang yang berlalu lalang dibawah rintik hujan.sungguh betapa kejamnya dunia pada mereka, betapa tak adilnya dunia ketika begitu banyak orang-orang yang sedang bersuka-ria dengan waktu dan uangnya sementara diwaktu yang sama begitu banyak orang yang susah payah meluapkan semua tenaganya hanya untuk mendapatkan sesuap nasi, segenggam uang, dan sedikit kenikmatan bagi perut kecilnya. Ya Tuhaaaaan, apa yang bisa ku perbuat ? apa aku hanya akan terus-menerus seperti ini ? bersimpati dari jauhnya pandangan dan menangis dalam hati seraya berkata "aku salut terhadap jerih payah kalian" tanpa embel-embel untuk sedikit membantunya, walaupun hanya sedikitttt saja.
aldi berkata seraya menangis : aku ingin menjadi pembalap biar nanti aku bisa belikan rumah untuk bapa ibu dan adik-adik, aku sering sedih melihat teman-teman adikku sedang jajan sementara adikku hanya diam "terisak". bocah kecil ini sungguh mulia, ditengah banyaknya anak-anak kecil yang sudah termakan perubahan jaman, tapi dia bisa menunjukan sikap dewasanya lewat perkataan maupun perbuatannya. aku salut di sama kamu, aku bangga, dirimu yang polos, dirimu yang kokoh, dirimu yang tegarrr, kehidupanmulah yang membawa pribadimu menjadi pribadi seperti itu, terus berjuang di, kalahkan sifat irimu pada mereka yang lebih darimu, lebih semuanya darimu. akupun yang kehidupannya masih lebih baik darimu terkadang masih banyak perasaan-perasaan iri hati ketika melihat mereka yang lebih dariku, apalagi engkau, yang dianggap hanya titik hitam diatas kertas luas yang putih. tak terlihat, tak terjamah, tak ter dan ter lainnya.
Betapa kita memang semestinya bersyukur menjadi kita yang sekarang. :)
BalasHapusTulisanmu bagus. Terus menulis ya...
@pramoeditya