kepada senja yang semakin memerah, aku mencintaimu.
kepada langit yang terbentang luas nan tinggi. dengan permadani alam yang elok dan ngarai yang begitu cantik, aku tak pernah ingin bergegas untuk berhenti berdiri, menatapmu.
ada keindahan di sana, bayangan cantik yang sedang berdiri anggun lalu tersenyum.
betapa hidup ini adalah perjuangan. bagaimana aku bisa mencapai bayangan yang cantik itu?
hidupku begitu Kau lukis dengan sempurna. membentuk kepingan puzzle yang sampai kini masih harus ku selesaikan beberapa potongannya.
malam memberiku sebuah pesan. ketika terang tiada. gelaplah yang membuatku merasa terjaga.
andaikata semua kehidupan ini menyakitkan. pasti ada yang berdiri di sana sebagai potongan yang menyenangkan.
tak perlu khawatir. kau akan mencapai sosok itu.
Tetes Embun Pagi
Minggu, 07 Juni 2015
Sabtu, 20 September 2014
Ngawur "Mode On"
heeeei pEmiRSSssaaaaah, ternyata vakum setahun lebih jadi seorang
blogger abal-abal gak bikin gw mati gaya. gw masih bisa menelurkan
aktivitas lain di dunia nyata. buktinya, sekarang gw lagi sibuk merintis
karir sebagai seorang mahasiswi dan karyawan swasta. dibilang capek? ya
banget, dibilang bosen? ya enggaklah, kalo dibilang kemaruk aktivitas?
naaah, ini pernyataan yg paaaaaaliiiiiing pahit yg pernah gw dengar dari
salah satu teman.
ceritanya gw lagi kongko bareng temen-temen, waktu itu menunjukkan pukul 12 siang, dimana matahari lagi lucu-lucunya tuh nampak dilangit. berasa menjadi bagian dari keluarga teletubies. mataharinya ituloooooh, sweet banget, bayi siapa coba tuh. siang itu bener-bener jd siang terpanas yg pernah gw rasakan. mungkin kalo pasien anak demam temperaturenya udah memasuki angka di atas 40. udah sawan ditambah kejang-kejang. otak pun rasanya berbusa. udah gak bisa mikir. yang ada cuma segelas es kelapa, se cup yoghurt froozen fruit yang pecahnya sampe ke tengah, semangkuk es teller rasa cocopandan, sebotol infuswater, secangkir coffe freeze orange bubble.
skippp
kayanya cukup sekian.
gak penting-penting amat sih gw ceritain di blog.
karna mood gw udah kembali seperti sedia kala
thankiesss
ceritanya gw lagi kongko bareng temen-temen, waktu itu menunjukkan pukul 12 siang, dimana matahari lagi lucu-lucunya tuh nampak dilangit. berasa menjadi bagian dari keluarga teletubies. mataharinya ituloooooh, sweet banget, bayi siapa coba tuh. siang itu bener-bener jd siang terpanas yg pernah gw rasakan. mungkin kalo pasien anak demam temperaturenya udah memasuki angka di atas 40. udah sawan ditambah kejang-kejang. otak pun rasanya berbusa. udah gak bisa mikir. yang ada cuma segelas es kelapa, se cup yoghurt froozen fruit yang pecahnya sampe ke tengah, semangkuk es teller rasa cocopandan, sebotol infuswater, secangkir coffe freeze orange bubble.
skippp
kayanya cukup sekian.
gak penting-penting amat sih gw ceritain di blog.
karna mood gw udah kembali seperti sedia kala
thankiesss
Minggu, 30 Juni 2013
perdebatan sedarah
sore itu aku seperti dihadapkan oleh sesuatu yang mengajak-ku untuk meredakan tangis-mu. ku lihat bibir-mu bergetar seolah tak sanggup menahan luapan emosi di dalam hati-mu yang tengah berguncang. kau terus berbicara sementara aku hanya bisa menatap-mu saja.
aku sadar betul pembicaraan ini tidak bermuara ke mana. karenanya aku hanya bisa diam seolah bersikap tegar meski sebetulnya aku jauh lebih terguncang dan teriris mendengar setiap peraduan-mu. hanya saja ini bukan waktu yang tepat untuk menunjukkan diriku yang sama rapuhnya seperti-mu.
oh kakak....
kau bilang aku adik yang manja.
kau bilang aku adik yang cengeng.
kau bilang aku begini
dan kau bilang aku begitu
terus kau maki...
hingga kau tak menyadari
di sini, di hati ini telah terbungkus banyak benci yang keji
dimana sedang aku cari cara bagaimana untuk meredamannya.
betapa sedihnya...
aku sadar betul pembicaraan ini tidak bermuara ke mana. karenanya aku hanya bisa diam seolah bersikap tegar meski sebetulnya aku jauh lebih terguncang dan teriris mendengar setiap peraduan-mu. hanya saja ini bukan waktu yang tepat untuk menunjukkan diriku yang sama rapuhnya seperti-mu.
oh kakak....
kau bilang aku adik yang manja.
kau bilang aku adik yang cengeng.
kau bilang aku begini
dan kau bilang aku begitu
terus kau maki...
hingga kau tak menyadari
di sini, di hati ini telah terbungkus banyak benci yang keji
dimana sedang aku cari cara bagaimana untuk meredamannya.
betapa sedihnya...
Efek Gaya Hidup dan Kecanggihan Teknologi
Hmmm....
Semalam abis curhat seru gitu sama teman....awalnya gak
serius nyimak ceritanya karena gue lebih serius ngerasain sensasi nikmatnya
ngemilin bengbeng di tiap gigitan pertama sampai gigitan terakhir. Tapi ternyata
curhatan teman gue itu adalah topik cerita yang amat menyedihkan dan layak
banget buat dikupas terus. Terutama bagi kaum ibu-ibu RT (Rumah Tangga).
Setelah gue petik...
Ternyata hidup di zaman modern sekarang di satu sisi membuat
tanggung jawab membesarkan anak menjadi lebih praktis dan mudah. Di sisi lain
membuat banyak orang tua menilai kecerdasan anak hanya dilihat dari nilai
sekolah, namun lupa bahwa anak juga perlu berjuang secara mandiri. Ironis, otak
anak tidak terbiasa menemukan solusi untuk masalah kesehariannya.
Tika, kakak dari Anjas (9tahun) adalah teman baru gue.
beliau merasa cemas karena belakangan ini sering ngeliat orang tuanya ngedumel
dikarenakan guru disekolah Anjas mengatakan bahwa nilai pelajarannya melorot
drastis.
Mama tika bingung karena sepengetahuannya, nilai tes IQ yang
didapat Anjas menyatakan bahwa anaknya itu memiliki kemampuan di atas
rata-rata, apalagi ditambah berbagai les untuk menunjang pelajarannya di
sekolah.
Ternyata Mama tika itu orang tua modern, ia memperbolehkan
anaknya memakai gadget canggih seperti tablet dan iPad. Tujuannya selain ia
bisa berkomunikasi dengan putranya di sekolah, juga agar Anjas tidak
ketinggalan zaman dan bisa anteng. Namun Mama tika menyadari kalau akibatnya
Anjas tidak bisa berbaur dengan temannya. Belum lagi, kalau diledek sedikit,
Anjas pasti menangis. Hanya jika sibuk
dengan gadgetnya, cuek dengan sekelilingnya.
Mungkin itu menjadi permasalahan orang tua saat ini. ingin
anaknya pintar, intelegennya tinggi, hingga dikursuskan bermacam jenis kursus
akademik. Di sisi lain tersedia teknologi canggih, sarana anak
mengeksplorasi sekelilingnya dan
menambah pengetahuan dan kepintarannya. Namun, apa benar nilai IQ yang tinggi
dan melek teknologi menjadi faktor penentu kecerdasan anak yang hidup di era
modern ini?
BAGAIKAN BANGUNAN KOPONG
Kisah yang diceritakan tika soal adiknya itu mungkin
terdengar familiar di telinga kita. Anak-anak yang tampak cerdas dalam mengoperasikan elektronik canggih
tertentu belum tentu memiliki kemampuan bahasa yang baik, atau memiliki teman
yang banyak.
Kisah di atas menggugah gue untuk surfing ke google lalu
mencari psikolog online dan bertanya tentang hal yang rumit ini. bertemulah
dengan Mba Ike R. Sugianto, Psi, ....... PTT (Psikolog Tenar namun
Tersembunyi).... begitulah.
Beliau mengatakan, kecerdasan intelektual hanyalah satu dari
beberapa macam jenis kecerdasan pada manusia. Semisal, kecerdasan emosi, dan
kecerdasan gerak. Jadi, seorang anak tidak bisa dikatakan tidak cerdas hanya
karena nilai ujiannya jelek. Sebaliknya, kecerdasan atau intelegensi anak
terbentuk melalui beberapa tingkatan.
ONE
Attentional
intelligence adalah kemampuan anak untuk fokus pada suatu hal
dan mengerjakan tugas yang diberikan sampai selesai. Kemudian .....
TWO
Emotional intelligence
yang berfungsi untuk mengenali dan mengendalikan emosi. Di dalamnya termasuk
juga stabilitas emosi dan kemampuan
untuk mengorganisir baik itu perasaan, mengatur barang-barangnya,
mengatur penampilan, pikiran, serta jadwal kesehariannya.
THREE
Informational
intelligence adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui hal,
berproses, dan menalar. Nah.....
Menurut mba Ike, memang kecenderungan kecerdasan anak di era
modern ini semakin menurun. Anak zaman sekarang bagaikan gedung yang berdiri
tegak, namun fondasinya kopong alias bolong-bolong. Terlihat kokoh namun jika
terkena suatu masalah akan mudah runtuh. Anak terbilang pintar namun tidak bisa
menahan emosi, dan jika sekali mendapat nilai ujian jelek, langsung marah dan
menangis.
Dalam kerangka ilmu perkembangan otak, seseorang bisa
dikatakan cerdas apabila bisa fokus pada masalah sekaligus mampu mengendalikan
emosi. Kecerdasan tertinggi bukan pada pernyataan “aku tahu apa ini” namun “aku
tahu siapa aku ini”.
Faktor penentu kecerdasan pada umumnya ditentukan oleh gen
atau latihan. Jika gen adalah bawaan seseorang sejak lahir, maka latihan adalah
pengaruh lingkungan terhadap perkembangan otak anak. Dan faktor latihan inilah
yang semakin hari semakin dilupakan oleh orang tua modern.
Pola hidup yang kurang bergerak secara fisik secara tidak
langsung juga membuat otak tidak mendapat stimulasi yang optimal. Padahal
kecerdasan bisa dikembangkan lebih optimal sejak anak usia dini. Misalkan pada
bayi di bawah tiga tahun, otak terstimulasi ketika anak mulai belajar berjalan.
Dimulai dari gerakan menyeimbangkan
bagian atas dan bawah tubuh untuk berdiri kemudian keseimbangan kiri-kanan, dan
kemudian berjalan.
Perkembangan kecerdasan anak diicerminkan dari perkembangan
motoriknya. Semakin aktif fisik anak berkolerasi positif semakin cerdas
otaknya. Inilah yang jarang bisa kita lihat pada anak masa sekarang.
ANAK ERA 80-AN
VS ANAK ERA 2000-AN
Tidak dapat dipungkiri bahwa anak yang lahir pada awal 2000-an
memiliki beberapa perbedaan didikan dari anak yang lahir pada era 80-an. Jika
diingat kembali, pada tahun 80-an anak memiliki waktu bermain yang lebih banyak
dengan teman-temannya. Pada saat itu kecanggihan teknologi informasi belum
mendominasi seperti sekarang.
Permainan yang lazim dimainkan-pun adalah permainan
berkelompok yang mengajarkan anak bersosialisasi dengan sebaya, juga
mengajarkan kepemimpinan, kreativitas, empati, kerja sama dan nilai sosial
kemasyarakatan lain. Tentu saja fisik anak menjadi lebih sehat dan kuat.
Selain itu, banyak ibu yang belum memilih menjadi ibu
bekerja, melainkan sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga sehingga ibu bisa
menemani anak bermain. Ibu juga tidak perlu khawatir akan bahaya fast food atau
jajanan yang mengandung bahan kimia berbahaya. Karena ibu sendiri bisa
memberikan nutrisi serta gizi yang baik sesuai dengan perkembangan anak.
Menginjak awal 2000-an, muncullah generasi
millenium, di mana anak lahir di era kecanggihan teknologi serta
tuntutan ekonomi yang tinggi sehingga beberapa ibu terpaksa bekerja untuk
membantu memenuhi kebutuhan keluarga.
Anak millenium terjebak dalam era digital. Banyak ibu yang
memberikan gadget agar anak duduk tenang dan tidak menangis. Ini bahaya, karena
gerak anak menjadi terbatas, paling hanya jari telunjuk saja. Padahal pada
tahun-tahun pertama, setiap 1 detik akan terbentuk 4 juta sel neuron, makanya
anak harus banyak bergerak. Belum lagi gelombang elekromagnet gadget yang
ditimbulkan secara lambat namun pasti membuat perkembangan otak anak terganggu.
Kecanduan gadget otomatis membuat ruang sosialisasi anak
menjadi berkurang. Walaupun banyak juga yang mengatakan nilai kreativitas,
kepemimpinan, dan kerja sama bisa dibangun melalui permainan elektronik dan
game online, namun faktanya pengalaman yang dialami tidak akan sama jika anak
merasakan sendiri.
Timbullah yang dinamakan lowtone
atau hipotone, yakni otot yang
lemah. Kalau zaman dulu anak belajar berjalan dengan ditatih, sekarang anak
malah dibawa ke mall dalam kursi dorong.
Akibat jangka panjangnya, otot tidak bisa berkomunikasi baik
dengan tulang maupun otak, jadi anak duduknya lemas, atau kalau lesehan
duduknya letter W dengan kedua telapak kaki mengarah ke belakang. Ini tanda
anak kurang gerak dan memengaruhi kecerdasannya.
TES IQ BUKAN
SEGALANYA
Untuk meningkatkan kecerdasan, anak tentu harus belajar
berpikir secara aplikatif. Artinya, solusi yang dipikirkan harus bisa
diterapkan pada permasalahan yang dihadapi. Mba Ike menjelaskan bahwa proses
berpikir bukanlah sebuah proses yang mudah.
Ada bagian yang disebut batang otak yang merupakan pintu
masuk dari semua memori yang dihantarkan oleh panca indra. Sensori ini kemudian
dibawa ke bagian otak yang mengatur tentang perasaan.
“Artinya jika proses pembelajaran menyenangkan, seperti
gurunya lucu, atau anak tertarik dengan materi yang diberikan, maka perasaan
dan otak akan connected, dan terjadilah pemahaman. Semakin sering di ulang maka
pemahaman semakin baik. Itu baru namanya belajar.
“Sebaliknya, jika belajar dengan tertekan, akan ada beberapa
informasi yang mental, karena tidak ada kesinambungan antara otak dan
perasaan.”
Memang tidak dapat dipungkiri, memiliki anak yang cerdas
akan membuat orang tua zaman sekarang bangga. Apalagi tidak hanya cerdas secara
akademis, anak juga berprestasi di bidang seni dan teknologi.
Secara akademis, dunia psikologi mengenal berbagai macam
alat tes untuk mengukur tingkat kecerdasan anak, salah satu yang kerap
dijadikan acuan adalah tes Intelligence Quotient atau tes IQ.
Tingkatan IQ di atas 140 adalah kemampuan yang luar biasa
(jenius), angka berkisar 100-110 adalah kecerdasan rata-rata, angka 70-90
adalah anak dengan kemampuan di bawah rata-rata, dan di bawah itu adalah
anak-anak dengan keterbelakangan yang sangat rendah, yang tidak sesuai dengan
umurnya.
“Tes IQ adalah tes yang sudah memiliki standar secara
internasional dan diadaptasi sesuai kemampuan penduduk Indonesia. Jadi hasil
tes ini akan dibandingkan apakah kemampuan kita sama atau di atas maupun di
bawah rata-rata jumlah keseluruhan populasi, yakni 1.000 orang” kata mba Ike
Namun, apakah anak dengan skor IQ tinggi pasti nilai
akademis di sekolahnya juga bagus?
“Belum tentu,” tandas mba Ike. “IQ 120, tapi ketika
mengerjakan ujian kurang konsentrasi, jadi yang hasilnya 12 ditulis 21. Atau
menemui soal sulit tapi malah panik. Jadi nilai sekolah juga tidak menjamin
seseorang bisa dikatakan pintar atau tidak.”
“Secara umum, anak dikatakan pintar atau cerdas jika ia
mampu menyesuaikan dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-harinya.
Ini dinilai dari kemampuan psikis seperti berpikir mekanis, matematis,
memahami, mengingat dan sebagainya, bukan hanya dari angka hasil ujian atau tes
IQ.”
Mba Ike pun menegaskan, walaupun perlu untuk dilakukan,
namun tujuan tes IQ bukan sebagai harga mati untuk memberi label cerdas, namun
untuk mengetahui sudah sejauh mana perkembangan anak, dan potensi apa lagi yang
bisa dikembangkan, karena pada dasarnya perkembangan anak masih bisa berubah
sampai menginjak usia 20 tahun.
BUTUH KEHADIRAN
IBU
Masalah menurunnya kecerdasan anak-anak era millenium , mau
tidak mau membawa ibu menjadi sosok yag paling berpengaruh dalam hal ini, karena
ibu menjadi sumber utama dan pertama bagi anak untuk belajar mengenai
lingkungan dan diri sendiri. Cara paling mudah menstimulasi kecerdasan otak anak adalah
dengan bermain, baik secara visual maupun dengan alam sekitar.
“Oleh karena itu, ibu harus menyediakan diri dan menyediakan
waktu untuk menemani anak belajar, juga bermain. Karena dunia anak banyak
berkembang lewat berbagai permainan fisik. Salah satu penyebab anak kecanduan
bermain gadget atau games online karena tidak ada yang mengajaknya bermain.
Akibatnya ia jadi tidak bisa menyelesaikan masalah yang nyata timbul dalam
kehidupan.”
Di sisi lain, terkadanga ibu malas mengajak anak bermain karena adanya pola
berpikir main itu harus rapi dan teratur. “jadi kalau anak bermainnya
berantakan, ibu senewen sendiri, atau bermainnya pakai target, jadi
tebak-tebakannya harus benar, lama-lama anak menjadi bosan dan malas bermain.”
Jelasnya
Lalu bagaimana dengan penggunaan gadget?
Karena dunia anak sejatinya adalah bermain, maka penggunaan
teknologi canggih harus tetap dibatasi. Memang tidak mungkin jika anak tidak
boleh sama sekali menggunakan teknologi seperti iPad, iPhone, tablet,
playstation player, MP4 atau Blackberry karena akan membuat mereka gagap
teknologi alias gaptek.
Namun, daripada melihat gambar gelas pada layar laptop,
lebih baik memberikan contoh gelas yang sebenarnya. “Karena mata manusia didesain untuk melihat permukaan asli
barang secara tiga dimensi, bukan permukaan gambar datar. Selain memberikan
pengalaman sensor indra, hal ini juga membuat mata tidak cepat rusak.”
Meningkatkan kecerdasan anak
tentu juga harus memerhatikan kecukupan gizi sesuai masa tumbuh kembang
anak. Perlu diperhatikan, penelitian di University of Adelaide menyataka pada
usia delapan tahun, anak yang mengonsumsi makanan cepat saji memiliki IQ yang
lebih rendah dua poin daripada mereka yang makan makanan sehat.
Maka, ibu harus turun tangan langsung untuk memastika gizi
anak terpenuhi secara seimbang, karena berpikir cerdas tentu akan menghabiskan
energi. Ibu diharapkan menyediakan makanan empat sehat lima sempurna, dengan
bahan yang segar dan menghindari bahan berbahaya seperti bahan pewarna dan
pengawet.
Gen, kecukupan gizi, aktivitas gerak, dan stimulasi materi
yang baik adalah salah satu kesatuan untuk meningkatkan kecerdasan anak, dan
ibu harus paham betul akan hal ini. karena ibu yang cerdas akan menghasilkan
anak yang cerdas pula bukan?
Selamat memetik pelajaran.....
Senin, 24 Juni 2013
di antara Embun dan Senja
sejuk dan cemerlang, hijau dan basah
maka ku bilang dia adalah embun
sendayu dan kelabu, orange dan menenangkan
maka ku bilang dia adalah senja.
seharusnya....
Senin, 06 Mei 2013
experiences of "MY" world work.
lagi ngeweb sambil makan mie goreng nih. mau gak? gak ada yang punya nyali kan buat nolak kelezatan mie instan. bo'ong banget kalo gak pernah makan mie, iya kan? nafsunya pasti meningkat kalo digoda-goda mie ini? bener kan? oke- SKIP
jadi gini, sekiranya dua hari lalu ada somepeople wrong (preman \m/) yang mau nebus resep. tapi sih katanya resepnya entah ilang entah ketinggalan. yang pasti beliau ingin beli obat yang mereknya "sipilis". setau gue sipilis itu semacam penyakit yang super dooper membahayakan nan menjijikan. siapapun yang terkena penyakit itu juga bisa jadi bahan kucilan. mau sampai ada keajaiban gue jenggotan pun dicari di literatur indeks obat gak akan ada obat yang mereknya sipilis. sudah saya jelaskan, obat bernama dagang ini, berisi bahan demikianpun tidak ada. penjelasan pertama beliau mengerti. melangkah menjauh dari perbincangan kita. lirik-lirik jahat gue melipir. negatif thingking mulai merebak di seisi pikiran ini. dia (preman) itu berjalan tergopoh-gopoh, (maaf) ngangkang, raut wajahnya pun menyiratkan kalau beliau sedang terlena dalam luka yang amat menyakitkan. iyaah lebay. tadi saat perbincangan. sungguh banget, mulutnya itu bau sekali alkohol. apa perlu gue maklumi? iya juga sih, dari preformance stylenya memang orang yang kaya gini gak jauh-jauh dari barang haram (alkohol, narkoba, dll).
jadi gini, sekiranya dua hari lalu ada somepeople wrong (preman \m/) yang mau nebus resep. tapi sih katanya resepnya entah ilang entah ketinggalan. yang pasti beliau ingin beli obat yang mereknya "sipilis". setau gue sipilis itu semacam penyakit yang super dooper membahayakan nan menjijikan. siapapun yang terkena penyakit itu juga bisa jadi bahan kucilan. mau sampai ada keajaiban gue jenggotan pun dicari di literatur indeks obat gak akan ada obat yang mereknya sipilis. sudah saya jelaskan, obat bernama dagang ini, berisi bahan demikianpun tidak ada. penjelasan pertama beliau mengerti. melangkah menjauh dari perbincangan kita. lirik-lirik jahat gue melipir. negatif thingking mulai merebak di seisi pikiran ini. dia (preman) itu berjalan tergopoh-gopoh, (maaf) ngangkang, raut wajahnya pun menyiratkan kalau beliau sedang terlena dalam luka yang amat menyakitkan. iyaah lebay. tadi saat perbincangan. sungguh banget, mulutnya itu bau sekali alkohol. apa perlu gue maklumi? iya juga sih, dari preformance stylenya memang orang yang kaya gini gak jauh-jauh dari barang haram (alkohol, narkoba, dll).
self-awareness
perlu kamu sadari bahwa hidup tidak selalu tentang cinta seorang kekasih pada kekasihnya. tidak selalu tentang kesedihan ketika seorang kekasih disakiti oleh kekasihnya. tidak selalu tentang moment-moment membahagiakan bersama kekasih. karna cinta itu tidak hanya pada satu tujuan (Red: Kekasih), tapi ada cinta untuk yang Maha Pengasih, orang tua, keluarga, sahabat, bahkan sesama.
Perlu kamu sadari, bahkan kamu garis bawahi bahwa CINTA tidak seperti DONGENG yang selalu berakhir bahagia.
open recent update : "gue akan buat lo menyesal setelah mudahnya lo meninggalkan gue, setelah banyak kenangan yang kita buat selama ini"
open status whatsapp : "tega..kamu tegaa.. padahal aku udah sayang dan serius banget sama kamu"
open timeline : "tft sayangkuuuuu, makasi udah buat aku bahagia hari ini, besok-besok lagi yah (emot cium peluk)"
open beranda : "Fck, cewek macam ape loh, kegatelan, main embat-embat cowok orang, gak laku ye? makanya cowok gue lo makan juga!"
persepsi cinta kini telah membabi buta, menunggalkan yang seharusnya jamak, mengecilkan yang seharusnya besar. open minded. masih banyak kebahagiaan-kebahagiaan lain yang lebih manusiawi untuk dishare, dipublikasikan. bukan semacam kata-kata kotor, kata-kata manja yang belum waktu. separah itukah kalian (kita) dinina bobokan oleh cinta menunggal itu.
pacar kasih bunga, kamu publikasikan, pacar rela jemput hujan-hujanan kamu share, pacar kasih kejutan berkali-kali kamu umbar. tapiiiiiiii, ibu sendiri mencium kamu (kita) sebelum berangkat aktivitas toh malah kamu anggap itu hanya hal biasa, kaku, alot. padahal bukankah itu sesuatu yang luar biasa? didalam kecupannya itu terselip banyak kasih sayangnya.
Perlu kamu sadari, bahkan kamu garis bawahi bahwa CINTA tidak seperti DONGENG yang selalu berakhir bahagia.
open recent update : "gue akan buat lo menyesal setelah mudahnya lo meninggalkan gue, setelah banyak kenangan yang kita buat selama ini"
open status whatsapp : "tega..kamu tegaa.. padahal aku udah sayang dan serius banget sama kamu"
open timeline : "tft sayangkuuuuu, makasi udah buat aku bahagia hari ini, besok-besok lagi yah (emot cium peluk)"
open beranda : "Fck, cewek macam ape loh, kegatelan, main embat-embat cowok orang, gak laku ye? makanya cowok gue lo makan juga!"
persepsi cinta kini telah membabi buta, menunggalkan yang seharusnya jamak, mengecilkan yang seharusnya besar. open minded. masih banyak kebahagiaan-kebahagiaan lain yang lebih manusiawi untuk dishare, dipublikasikan. bukan semacam kata-kata kotor, kata-kata manja yang belum waktu. separah itukah kalian (kita) dinina bobokan oleh cinta menunggal itu.
pacar kasih bunga, kamu publikasikan, pacar rela jemput hujan-hujanan kamu share, pacar kasih kejutan berkali-kali kamu umbar. tapiiiiiiii, ibu sendiri mencium kamu (kita) sebelum berangkat aktivitas toh malah kamu anggap itu hanya hal biasa, kaku, alot. padahal bukankah itu sesuatu yang luar biasa? didalam kecupannya itu terselip banyak kasih sayangnya.
Langganan:
Postingan (Atom)